Friday, March 30, 2007

Blue Butterfly Tattoo

Aku punya tattoo kupu-kupu biru di pergelangan tangan kiriku. Tattoo ini dibuat delapan tahun yang lalu saat aku masih kekeuh ingin menjadi seorang penikmat hidup. Halah! Pokonya masih sok idealis gituh! Ada alasan yang cukup kuat hingga aku memutuskan untuk membuat tattoo gambar kupu-kupu bukan gambar bunga, atau kenapa warnanya biru dan letaknya di pergelangan tangan kiri. Adalah satu peristiwa di bulan September 1999 yang sangat mempengaruhi pola pikirku, bahkan hingga kini.
Kupu-kupu menjadi yang 'terpilih' hanya karena ia menggambarkan metamorforsa, ulat berulatyang jelek, masa kepompong yang membosankan dan juga jelek lalu tratara... jadilah kupu-kupu cantik nan menawan. Alasan yang sangat sederhana. Saat itu, aku berpikir, aku mulai bermertamorforsa dan untuk menandainya, mengingatkanku pada komitmen untuk bermertamorforsa dan membuatku tetap fokus pada keinginan untuk menjadi kupu-kupu cantik ini suatu saat. Itu juga yang membuatku merajahkannya di pergelangan tangan kiri, aku mudah melihatnya, ia ada di nadiku, dilewati darahku. Metamorforsa, bagian dari takdir dibawa oleh darah ke seluruh tubuh! Halah!
Lalu soal warna, biru hanyalah alasan romantisme semata. Saat itu aku suka sekali menulis: kupu-kupu biru terbang melintasi nebula ungu. Sounds romantic, right?
Dan jadilah! Hingga kini tattoo itu masih melekat di pergelangan tangan kiri dan menjadi identitasku dan yang terpenting, aku masih menyukainya.
Ketika pertama kali nyokap mengetahui aku punya tattoo, reaksinya sangatlah ketebak, marah! Lengkap dengan penyesalan yang berupa kata-kata, "kok gambar kupu-kupu sih? Kayak cewek nggak bener aja! Dosa tauk!"
Aku cuma diam saja waktu itu, tidak keluar bantahan dari mulutku, tapi dalam hati aku melawannya habis-habisan
Kok gambar kupu-kupu sih? Karena kupu-kupu simbol metamorforsa dan kecantikan.
Kayak cewek gak bener aja? Ah, baru kayak kan... bukan cewek gak bener kan... lagian, yang penting nyokap dan aku sama-sama tahu bahwa aku bukan cewek yang gak bener. Maksud nyokap dengan cewek nggak bener adalah... ya, PSK. Maklumlah, nyokap tumbuh bersama lagu populer Kupu-kupu malam. Maklum juga, nyokap nggak pernah merhatiin bahwa kupu-kupu nggak pernah terbang malem-malem.
Dosa tauk! Wah, untuk point yang ini aku agak kuatir. Mungkin memang iya, bahwa Tuhan tidak menyukai perbuatan yang menyakiti diri sendiri. Tapi pembelaanku adalah: bikin tattoo tidak sakit sama sekali kok. Well, pernyataan ini cukup mengejutkan karena keluar dari mulut seorang yang takut banget disuntik. Point ini menganggu cukup lama, ah... manusia selalu nervous kalau berhadapan dengan dosa.
Hingga empat tahun setelah aku ditattoo, sebenarnya nyokap sudah berhenti ngomel karena capek setelah dua tahun, tapi yah... aku masih kepikiran terus. Thanks God, pencerahan datang lewat Franky Sihombing yang secara mengejutkan juga bertattoo. Suatu ketika, aku mendapat kesempatan bertanya padanya ketika dia sedang konser di Bandung.
"Bang, emangnya tattoo nggak dosa?"
"Tergantung, tujuanmu untuk apa?"
"Saya punya tattoo yang bertujuan untuk mengingatkan saya tentang tujuan saya, tapi ketika si mamah marah dan bilang itu dosa, saya jadi kepikiran terus"
"Kalau kamu ditattoo dan jadi batu sandungan, Tuhan memang tidak menyukainya, all that you can do is berdoa mencari tahu apa rencanaNya mengenai hal itu"
Okay, jawaban itu tidak berkata ya dan tidak berkata tidak, tapi cukup memberiku pembenaran bahwa hidup akan terus bermertamorforsa. Aku akan mengetahui jawabannya mungkin nanti.
Dan hari ini, saat melihat tattooku, aku bisa tersenyum dan bersyukur bahwa hidup yang kujalani sangat menyenangkan (dan bertujuan - halah!). Meski saat ini aku masih berproses, tapi tujuan itu makin jelas kan... menjadi kupu-kupu. Halah! Begitulah.
Intinya, terimakasih Tuhan, untuk duapuluh tujuh tahun yang menyenangkan ini.

The Lover After Me

Here I go again I promised myself I wouldn't think of you today
It's been seven month and counting you've move on
I still feel exactly the same
It just that everywhere I go all the building know your name
Like photographs and memories of love
Steel and granite reminders
The city calls your name and I can move on

Ever since you've been gone
The light go out the same
The only different is
You call another name
To your love
To your lover now
To your love
The lover after me

Am I all alone in the universe?
There's no love on these streets
I have given mine away to aworld that didn't want it anyway
So this is my new freedom
It's funny
I don't remember being chained
But nothing seems to make sense anymore
Without you I'm always twenty minutes late

And time goes by so slowly
The nights are cold and lonely
I shouldn't be holding
but I'm still holding for you

Here I go again
I promised myself I wouldn't think of you today
But I'm standing at your doorway
I'm calling out your name because I can't move on

(Affirmation, Savage Garden)
-----

Kemarin, aku terkena 'badai hati' ketika mendapati e-mail yang singkat dari Bapak Manusia Laut, yang membuatku officially jomblo a year ago, memang bukan tujuh bulan yang lalu, tapi lagu Savage Garden bener-bener ngena untuk keadaanku. E-mailnya singkat, cuma basa-basi nggak penting yang standard banget, tapi nggak tau kenapa, ketika membacanya aku langsung berurai air mata termehe-mehe dan hancurlah mood-ku setelah itu. Bahkan, gambar si tampan Lee Dong Gun tidak bisa menghiburku lagi, hiks...
Astaga, aku nggak tahu, whether he find his lover after me or yet to find, tapi yang jelas membayangkannya saja aku sudah leles-lah.
Duh....

Thursday, March 29, 2007

Pangeran Impian

Kira-kira... seperti inilah cowok yang kuharapkan untuk menelpon... halah!

Perjodohan

Posting kali ini seolah-olah kembali ke jamannya Siti Nurbaya, sebenarnya begini latar belakangnya:
Kemarin nyokap nelpon malem-malem, nggak malem banget sih sebenernya, baru jam setengah sepuluh, tapi aku udah mulai kemriyep akibat membaca buku TEXTILE: Fiber to fabric - 6th edition (tebel banget dah gitu bahasa Inggris, kok boleh terbit ya? Lagian kok ada juga yang ngotot mau baca ya :D) kembali ke telpon nyopkap, kurang lebih percakapan kami seperti ini.
Me: "Opo mah? Aku dah ada di rumah" biasanya kalo nyokap telpon gitu, apalagi pas weekend, sebenernya itu bagian dari 'penyelidikan' kisah asmara, klo di rumah berarti masih jomblo, kalo lagi jalan pasti ditanya sama sapa, prospek cerah bukan...
Ykp: "Yo wis, dah tidur ta?"
Me: "Belum, lagi belajar" halah! Belajar? Masih sekolah mbak? Wong sudah kemriyep gitu kok...
Ykp: "Yo wis, ra enek opo-opo kok, ngene lo nanti kalo ada yang nelpon kamu ngajak kenalan, ditanggepin yang baik ya"
Me: "???"
Ykp: "Tadi ci Elly telpon, katanya ada yang mau kenalan sama kamu, ya sudah tak kasih nomer telponmu"
Me: "Oke boss" oh... itu toh... ada yang mau nyomblangin tho...
Ykp: "Yo ngono ae, tanggepi yang baik lo ya..."
Me: "Sip!"
Ykp: "Ya sudah... jangan lupa berdoa, Tuhan memberkati"
Me: "Ya mah, God bless you too"
Setelah telpon nyokap, otomatis aku nggak konsen lagi sama buku tebel yang pake bahasa enggres itu, mataku juga nggak kemriyep lagi. Agak cengengesan aku malah membayangkan orang yang mau dikenalin ke aku. Hehehe, norak banget ya, maklum norak is already in my blood... duh, penasaran juga seperti apakah orang yang mau dikenalin ke aku, lucu nggak ya? Cukup moderen dan gaul nggak ya? Punya selera humor yang bagus nggak ya? Dan tiba-tiba aku teringat, dulu nyokap pernah bilang, "aku udah kapoklah ngenal-ngenalin kamu sama cowok, kamu suka malu-maluin" Waduh, kategori malu-maluin itu sebenarnya berarti si cowok tidak tertarik padaku dan vice versa. Nah, siapa yang malu-maluin sebenarnya kalau begini? Memang tidak ada chemical reaction yang bikin deg-deg serrr kok...
Tapi rupanya, niat nyokap itu sudah luntur akibat bener-bener pengen mantu, buktinya sekarang aku dikenalin lagi sama cowok, meski cowok itu juga belum nelpon.
Sebenernya, dari lubuk hati yang paling dalam, ada pertentangan mengenai acara perkenalan ini, antara ikhlas dan nggak ikhlas, lumrahlah, selalu ada dualisme kan... hanya saja untuk menyenangkan nyokap, aku sih memaksa diri untuk ikhlas dan tulus 100%. Nggak ada ruginya kenalan doang, kalo nggak cocok ya sudah, bye-bye yuk da-dah... nambah temen bahasa klisenya. Hanya saja, selalu ada suara kecil di ujung saraf kelabuku yang selalu ngomporin untuk mengacaukan acara perkenalan seperti ini, apa? Dikenalin? Kayak dijodohin ini mah... kok kaya kamu nggak bisa cari cowok sendiri aja sih, sampe mesti dikenal-kenalin sama nyokap. Aduh! negatif banget ya suara itu. Secara, kenyataannya memang sudah setahun ini aku officially jomblo, gak ada gebetan, ttm-an, apalagi pacar... nah lo... sama sekali nggak ada prospek untuk hubungan romantis! Halah!
Jadi, aku memang membutuhkan bantuan dari pihak luar untuk memperkenalkanku pada prospek yang menjanjikan dan dalam hal ini, nyokap mempunyai inisiatif tingkat tinggi.
Whuahh!!
Ya sudah, kita tunggu saja bapak yang katanya mau nelpon aku itu, kita lihat bagaimana nanti saja. Syukur-syukur kalau ada kelanjutan, jadi title-ku bisa berubah menjadi anak yang nggak malu-maluin.
Astaga... aku kan baru duapuluh tujuh tahun... masih punya waktu untuk bersenang-senang, sebegitu menyedihkannya kah jomblo di usia ini?

Wednesday, March 28, 2007

Setan Bantal - Datang tak diundang pulang tak diantar

Whalah! seram sekali judul postingnya yak...
Tapi memang begitulah keadaan aku tiga hari ini, sejak Senin kemarin, terkena setan bantal alias tengengen, waduh apa ya bahasa Indonesianya tengeng? Ada yang bisa menjawab? (hah, kaya blog ini ada yang mbaca aja pake acara nanya... hehehe) Ha... aku tahu, salah urat! He-eh, jadi susah menoleh ke kanan, sibuk aja mengoleskan Jouvence - Gelee Ultra Fresh - Jambes fatiguues -Drainant express, yang intinya berarti obat pegel-pegel! (gitu aja kok mbelit-mbelit, panjang, ha... kuota postingan...) tapi yang ada tengeng ini malah tidak sembuh-sembuh, tetep aja pegel linu. Berbagai cara, selain mengoleskan obat yang namanya panjang tadi, juga sudah dilakukan, misalnya, mengusap idu basin (waduh, sumpe lo? kata si mamah sih gitu... tau idu basin kan? liur pas bangun tidur banget, sebelum gosok gigi... yaiks banget kan?!), menepuk-nepuk bantal sepaket dengan menjemurnya, trus mengkompres bahu dengan air hangat. Sayangnya, berbagai cara itu tidak berhasil (iya, termasuk cara yang nggilani itu) dan hingga detik ini, aku masih mengusap-usap bahu yang kesambet setan bantal itu.
Whua... kapan sih setan ini pergi dan tidak mengganggu acara penolehanku lagi? Cepetanlah pulang, hush... hush... jangan menggangguku lagi! Aku nggak kunjung-kunjung selesai mengumpat setan bantal, tiba-tiba aku teringat kemaren pagi, waktu sarapan di kupat tahu langganan, depannya hotel Nyland. Yang jualan biasannya si mang-mang, trus sekarang ganti istrinya, pas ditanya, "teh, naha lain si mang yang jualan? Tumben teteh?" inilah contoh orang yang tidak konsisten, suaminya dipanggil mang, eh istrinya dipanggil teteh.
"Ini neng, suami saya teh lagi sakit, anak saya yang paling kecil juga sakit"
Jawaban super komplit, karena menambah unsur anak, "wah, sakit apa teh? Emang anaknya berapa sih?" nah, ini pertanyaan yang gak nyambung, udah nanya anak sakit kok nanya ada berapa anaknya... ck...ck... neng, lain kali klo nanya agak kreatip dikit dong...
"Suami teh sakit tipes, ari anak saya sakit DBD"
Puas lu... pertanyaan tentang jumlah anak gak dapet jawaban kan... "oh... jadi sekarang pada di rumah? nggak opname kan?" ck... ck... basa-basi makin berlanjut, maksudnya biar dapet tambahan toge ya mbak...
"Sempet opname anak mah, tapi sekarang udah pulang, kalo suami mah nggak, sekarang lagi pulang di Tasik, biar istirahat, saya yang gantiin jualan, ya lumayan biar bisa nambah-nambah"
"Oh..." udah spechless... pertanyaan abis.
Eh, gantian si teteh yang nanya, "ari sekarang jam berapa?"
"Jam setengah sembilan"
"Ari teteh kerja masuk jam berapa?"
"Jam delapan" apa? masuk jam delapan jam setengah sembilan masih nongkrong di tukang kupat? Jangan sampe hrd baca postingan ini...
"Ijin gitu teh?"
"Nggak juga, males aja bangun pagi, jadi ketinggalan jemputan, trus sekarang mau nebeng temen yang juga berangkat siang"
"Oh.. enak yah kalo pegawai mah.. apalagi yang disayang si bos... kaya si teteh"
Waduh... apalagi ini? jangan-jangan si teteh tukang kupat ini mata-matanya hrd?
"Kalo yang dagang gini mah teh, susah..." nah ya... kayanya akan ada episode airmata nih, "saya mah, udah takut kalo dah jam sembilan, soalnya udah sepi, takut nggak bisa setor, sekarang masih kurang nih, beberapa hari ini nombok terus, mana suami sakit, anak sakit, satunya lagi perlu jajan di sekolah, susah saya mah, jalan kayanya buntu"
Aduh... aku mulai mengurut bahu, kemaren pegelnya lebih pegel sih daripada sekarang, "yah... yang sabar aja teh, da orang dagang mah gitu... kadang rame kadang nggak"
Dan untunglah aku terselamatkan, tebengan datang dan aku langsung cabut. Di jalan sempet sih kepikiran, karunya juga orang-orang kecil seperti si teteh itu, yang deg-degan tiap hari nungguin uang, berharap paling nggak setoran ketutup. Tapi ya udah, abis itu lupa lagi, karena aku terlalu sibuk sama setan bantal.
Hari ini, saat memijit-mijit bahu, aku teringat sama si teteh tukang kupat tahu, duh... aku jadi merasa nggak enak, penderitaan setan bantal ini kan nggak seberapa dibanding dia yang suaminya sakit tipes, anak dbd trus anak yang lainnya sekolah belum lagi pusing uang setoran... whua... kok kayanya compare to her life kok aku ini penggerutu banget ya...
hiks... ya sudah, sekarang nggak mau menggerutu lagi lah... biarin si setan bantal ini... toh dia datang memang tak diundang dan pulang tak diantar, bentar lagi juga sembuh kali ya...

Nah, apa hubungannya setan bantal sama kupat tahu? Hah! another 'nggak penting banget' posting deh...

Monday, March 26, 2007

I (don't) like Monday!

Suka nggak suka, mau nggak mau, hari ini hari Senin!
Rasanya males banget yah... makin lama makin terobsesi untuk bisa bekerja dari rumah, freelance ato... jadi ibu rumah tangga aja deh... (hehehe kok gitu...). Semalem, aku sudah mempersiapkan diri baik-baik untuk menjalani hari ini, tapi sayangnya, pas bangun tetep aja telat, jadi deh hari ini aku rendevouz sama miu-miu lagi... karena ketinggalan jemputan. Tapi, ambil fun-nya aja ya, semalem kan nonton Rossi, yippy! dia menang! Jadi, hari ini aku agak semangat juga mengendarai miu-miu... hehehe
Like it or not, today is Monday! Jadi? Yah... nikmati saja nak... kerja ayo kita kerja!

(Jadi, inti posting ini teh naon nya'? meni teu penting pisan...)

Saturday, March 24, 2007

Ms. Warkop Tjap Putri Duyung

Barusan aja, aku menemukan satu istilah yang lucu banget, yaitu warkop tjap putri duyung alias starbucks. Hehehe... terimakasih kepada pak Irvan - JS yang sudah melontarkan istilah ini, aku minjem ya pak...
Begitu membaca Starbucks, aku langsung teringat sama satu teman yang Starbukcs minded... umh, beneran, apa-apa dia langsung bilang, mau ngupi-ngupi di Starbuck, dan dia merasa keren banget kalo sudah begitu. Jadinya, mulai dari driver sampe biang gossip (sapa ya...) kantor tau semua kalo si ibu satu ini maniak Starbucks. Yang bikin citranya negatif, karena si ibu ini, sedikit ngenyek dan sok keren kalau menyangkut gaya hidup. Dia menganggap, ukuran keren tuh kalo sudah ngupi-ngupi di Starbucks, punya pacar bule, trus bajunya bermerek. Nah, sebagai pekerja pabrik, standard seperti itu sebenarnya tidak perlu diproklamasikan, kurang wise-lah... Serunya, dia selalu nanya aku gini, "kamu pernah gak ngupi-ngupi di Starbucks? makan cheese cake-nya?" astaga... bukannya aku sok keren, tapi kok ya gak penting banget ya nanyain itu ke aku, secara... aku-kan cewek paling gaul di kantor... hehehehe sumbung juga neh... tanya aja tempat makan paling happening di Bandung, aku pasti bisa menjawab... (yah, menjawab saja kan yang paling gampang nggak tau... hehehe). Mau makan dimana hayuk saja, mulai dari kaki lima (yang paling rame bebek goreng! hayuk teh Nono, kita berekspedisi lagi) sampai cafe yang aneh2, yang teranyar, aku dan teman-teman mau nyoba Blind cafe, nanti deh review-nya.
Balik lagi ke Ms. Starbucks, aku cukup sebal sama dia, karena gaya ngesoknya itu... nah... karena dapat istilah baru, aku bisa balas dendam dengan menyebutnya: Ms. Warkop Tjap Putri Duyung! hehehehe kebetulan sekali, rambut dia tuh panjang dan keriting dan selalu digerai... hiii....

Friday, March 23, 2007

Jum'at Gate

Kalau ditanya, dalam seminggu, paling suka hari apa? Aku pasti langsung bilang hari Jum'at (kecuali ada hari lain dalam minggu itu yang tanggal merah). Kenapa? Karena hari Jum'at menyenangkan! halah! Karena... hari Jum'at itu sebelum hari Sabtu (ya iyalah...) berarti penantianku ke hari libur makin dekat, gini nih penggambarannya... asyik euy udah Jum'at, besok udah Sabtu kerja cuma setengah hari, abis Sabtu trus Minggu libur!!! Gitu deh... kebayangkan betapa menyenangkannya, setelah melewati hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis kemudian sampailah kita ke hari Jum'at. Selain itu, ada alasan lain mengapa hari Jum'at sangat menyenangkan, istriahat siang dua jam, udah gitu pulang kantor jam empat, memang hanya beda tigapuluh menit dari hari-hari lainnya kecuali Sabtu yang kita pulang jam duabelas, tapi tigapuluh menit itu berarti banyak lo... benar-benar seperti bonus! Nah, kalau pulang cepat merupakan salah satu tolok ukur hari yang menyenangkan, mengapa hari Sabtu tidak dikatakan hari yang menyenangkan? Karena... aku males kerja hari Sabtu, maunya libur aja! Whua... kemaruk...

Wednesday, March 21, 2007

Blank!

Pernah nggak, ngalamin yang namanya nggak bisa mikir sama sekali? Nggak bisa inget apapun? Trus juga nggak punya daya mau ngapain aja?
Kayaknya, semua orang pasti pernah, tapi kenapa pada kasusku kok masa nge-blank ini lama banget ya? aduh... jadi makin mereasa oon...
Ada yang tahu apa sebabnya?