Tadi baca posting Surat untuk Firman ini, saya langsung terenyuh. Mak nyess rasanya. Saya tak bisa berkata-kata, terlebih ketika membaca bagian terakhirnya ini:
Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!Betul itu. Terlebih saya memang sebenarnya nggak ngerti bola. Saya ini cuma seneng aja kalau Indonesia menang, berjaya gitu... Lha kalau menangnya pas main bola, ya saya ikut sorak-sorak. Tapi meskipun saya nggak ngerti permainan bola, saya sangat menikmati pertandingan Tim Garuda yang sekarang ini. Ya selain banyak yang manis dan ganteng *ehem* kerjasama pemain sangat terlihat, oper-operan cantik yang berbuah gol indah. Nontonnya jadi ikut semangat.
Tambah lagi, kemenangan demi kemenangan yang dipersembahkan oleh Tim Garuda, duuh sangat menghibur hati...
Setidaknya, ini memberikan tambahan pada rasa nasionalisme yang mulai terkikis habis di negeri carut marut ini. Saat segelintir orang yang dipercaya oleh rakyat mengemban tugas sebagai pemimpin negeri menulikan telinga, membutakan mata serta membunuh nuraninya dan menjadi perampas hak rakyat.
Sepakbola, menjadi salah satu yang memperkuat kecintaan rakyat terhadap negeri ini.
Lha, baru cinta kalau menang?!
Ya nggak juga sih sebenernya, begitu menang kan semangat makin berkobar gitu. Eh, lha tapi... teteup ya... begitu Tim Garuda naik daun lagi, lha yooo... semua orang (yang sedang menjadi pemimpin) itu menjadikan sepakbola sebagai ajang pencitraan diri.Langsung semua orang berkomentar kanan-kiri-depan-belakang-atas-bawah.
Duuh...kasian sekali rakyat negeri ini, hiburan yang satu ini pun dijadikan komoditi oleh para pemimpin negeri.
Dan ketika Tim Garuda mengalami kekalahan, nah.... rame lagi. Kanan-kiri-depan-belakang-atas-bawah, ngomong semuanya... Ada yang seperti mendapat angin untuk menyalahkan lawan politiknya, ada yang mendapat angin untuk membikin kampanye pencitraan lagi...
Kasihan sekali rakyat negeri ini, juga pemain di Tim Garuda, tidak bisakah, hiburan rakyat ini dibiarkan saja jadi hiburan rakyat?! Gak usah diboncengi macam-macam pesan terselubung, ngono looo...yang penting mah, #nurdinturun *lhaa...* :D
*lhaaa... posting ini rupanya sungguh galau* :))
Lho ya iya... gimana saya nggak jadi galau, kalau semua-semuanya ujungnya dipolitisasi. Hiburan rakyat ditunggangi, hak rakyat dirampas dan dijadikan dagangan di meja politik pun.
Saya nggak ngerti bola, juga nggak ngerti politik, yang saya ngerti cuma: saya cinta sama Indonesia, negeri carut marut ini. Seperti tulisan Bambang Pamungkas, Indonesia Masih Bisa (baca deh, saya jadi makin menye-menye) saya percaya memang selalu ada harapan untuk negeri ini.
Selamat berjuang Tim Garuda, kami selalu mendukungmu...
PS. Jika ilustrasi gambar tak sesuai isi posting, ya biarkan saja, namapun galau. Gambar oleh: Rahung Nasution
No comments:
Post a Comment