Seorang teman yang terkenal sabar pernah mengatakan, “gunakan kemarahanmu seperti seorang Samurai menggunakan pedangnya. Kemarahanmu jadi tak sia-sia”.
Tentu saja, saya merasa tertampar mendengarnya. Namun pada saat yang sama, saya juga langsung menggerutu, lha elo sih enak…emang cetakannya sabar, lha gue?
Untungnya, saya ini tergolong manusia kebanyakan, yang makin dewasa seiring bertambahnya usia :)) saya berusaha untuk menahan emosi saya yang meledak-ledak. Kadang berhasil, tapi banyak nggak-nya…hihihihi
Soal gampang marah ini sebenarnya memang merugikan sekali. Apalagi kalo kita gengsian. Kumplit deh.
Meskipun berkali-kali tersandung kerugian akibat emosi yang meledak, tetap saja,lupa mengaplikasikan sabar ketika sedang marah.Ya iyalah… :))
Kadang-kadang, saya merasa takut sendiri *mulai curhat* kalau sudah marah, berasa sesak napas, spaneng banget. Apalagi merasa marah untuk hal yang sepele. Sayangnya, kesadaran bahwa marah itu sia-sia, selalu terjadi belakangan.
Nah, apalagi sekarang, ada teknologi yang selain membantu tapi ternyata juga semakin memperburuk keadaan *mulai nyari alesan*. Lho ya iya, sekarang ini, marah makin mudah didokumentasikan, jadi makin kelihatan deh dartingnya. Eh, apa saya ini emang darah tinggi yak? Suka asin, gak jaga makan… gampang marah… whoaaa….
Eh jadi ngelantur.
Salah satu teknologi yang memperburuk marah adalah twitter! Yak… yang satu itu memang juara apa saja, dan paling pas dijadiin alasan untuk apa aja :P Coba saja, gak puas dikit sama pelayanan restoran langsung update. Marah karena macet, yang mana sia-sia sih sebenernya… abis marah juga macetnya tetep aja :P, jelas harus ngetwit berkali-kali sampe kultwit no. 127 klo perlu *lebay*
Nanti, kalau kelapa sudah dingin, barulah menyesal, kenapa tadi ngetwit kayak gitu yaaaa…. Tapi nasi telah menjadi bubur dan tweet sudah kadung dibaca orang, percum tak bergun lah penyesalan ituh… ya k an?
Kalau pepatah lama mengatakan: jangan membuka mulut jika sedang marah, kemudian direvisi menjadi, jangan mengirim email jika sedang marah, sekarang harus direvisi lagi menjadi, jangan ngetwit jika sedang marah….
Betul begitu? :))
No comments:
Post a Comment