To: Ken Pratama
Sent: 02:08 AM
Subject: harapan yang mulai menjeratku
Mungkin ini suratku yang ke-200 atau mungkin yang ke-165...aku sudah tidak bisa menghitung banyaknya surat yang kukirimkan kepadamu.
Apakah kamu membacanya? Kau simpan atau kau hapus? Tapi kenapa tak kau balas satu pun?
Ada lubang di hati ini Ken, lubang yang muncul karena kamu pergi tiba-tiba. Dingin. Ngilu. Dan membuatku mimpi buruk.
Jawab sekali ini saja Ken, kenapa? Mengapa?
Aku hanya perlu jawaban kamu saja, satu alasan pun cukup. Setelah itu, aku berhenti untuk menulis surat untuk kamu.
No comments:
Post a Comment