Wednesday, April 27, 2011

Bintang - Bintang

Jaman SD dulu, rasanya bangga sekali dengan bintang saya, Aquarius pokoknya segalanya deh...

Paling besar kelapa waktu semua ramalan mengatakan bahwa, Aquarius itu eksentrik akibat kreatifitasnya, punya jiwa seni yang tinggi, dan sebaiknya berkarir di bidang seni. Belum lagi embel-embel bahwa Aquarius ini sebenarnya pemimpin dari semua rasi, sehingga orang-orang yang dilahirkan di bawah rasi bintang Aquarius adalah pemimpin.

Yaaah... namanya juga anak SD ya bok, percaya aja dah yang namanya begituan, belum memakai logika untuk menelaan informasi yang masuk.

Makin gede, mulai ABG, SMP-an gitu... mulai seseruan baca ramalan bintang di majalah remaja, suka deg-degan gak karuan pas ramalannya berbunyi: asmara kamu minggu ini akan sangat baik, seorang sahabat ternyata menyimpan rasa cintanya yang sangat besar terhadapmu, siap-siap saja dapat kejutan romantis dari si dia.
Setelah membacanya mulai sibuk, menerka-nerka, siapakah gerangan yang akan memberikan kejutan itu? :))

Halah banget emang :))

Tapi selayaknya jutaan manusia lain di muka bumi ini, pola pikir saya (untungnya) ikut berkembang seiring bertambahnya usia. Menginjak kelas 3 SMP, saya tidak akan pernah percaya ramalan bintang yang jelek, seperti misalnya: minggu ini kamu akan bangkrut, sebaiknya siapkan dana tambahan.Saya waktu itu, sedang berada dalam fase hidup yang sangat religius :))

Makin gede, saya makin menganggap sepi ramalan bintang dan sifat-sifat yang kemungkinan dipengaruhi oleh rasi itu. Ya bukan karena religius lagi *udah lewat masa sok reigiusnya :))* tapi karena ya gak masuk akal aja. Meskipun kadang-kadang saya masih suka membenarkan diri sendiri melalu ramalan bintang dengan kalimat: ah gue kan orangnya emang kreatif dan eksentrik, nama pun aquarius :))

Itulah fungsi ramalan bintang buat saya sekarang, sekedar membenarkan diri sendiri. Padahal ye, kalau menurut akal sehat, ya buat apa perlu ramalan bintang buat membenarkan diri sendiri, kan saya sudah menganut prinsip: pokoknya gue paling benar dan yang lain salah. Kurang konsisten nampaknya.

Jadi kesimpulannya, mari kita lebih mengkonsistenkan diri ketimbang lari ke hal-hal lain untuk membenarkan diri. Yeuk!

*yakin, teori doang ini mah* hahahaha

No comments: