Thursday, June 23, 2011

Menjadi Dewasa

Menjadi tua adalah mutlak, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan. Slogan lama yang berjuta-juta orang sudah tahu dan mengamininya. Saya pun!
Bahkan sepertinya, saya tidak akan pernah dewasa, lha wong kalau nonton tv aja saya selalu mantengin disney channel daripada tv berita.... saya kan penggemar Upin Ipin.

HA! :)) Jadi ngawur :P

Ukuran dewasa, tidak pernah saya pahami.

Ketika saya seumuran ABG yang suka saya cela :P saya menganggap, menjadi dewasa adalah ketika saya mendapatkan haid pertama. Setelah saya mendapat haid, ternyata saya berubah pikiran. Dewasa adalah ketika saya berusia 17 tahun,saat secara hukum saya sudah mendapatkan hak pilih dan mempunyai ktp.
Ketika saya mencapai usia 17 tahun dan akhirnya pegang ktp sendiri, lagi-lagi, standar kedewasaan berubah. Mesti mandiri secara finansial dulu baru boleh bilang, saya dewasa.
Pun ketika telah mandiri secara finansial, saya masih merasa kedewasaan saya belum penuh karena saya belum mencapai target-target yang lain.

Bahkan standarnya pun bertambah, tidak hanya dari diri sendiri tapi juga dari orang luar.

Hmmm... mulai rame pertanyaan, "kapan niih?" aiiissssh.... bukan, saya bukan mau cerita soal betapa tertekannya saya ditanyain kapan kawin melulu *drama* :))
Saya sudah kehabisan alasan untuk menjawab pertanyaan itu, namun sayangnya yang bertanya nggak pernah bosan, jadi saya putuskan saja untuk tidak pernah menjawab pertanyaan itu sekarang. Saya memang cerdas :))
Jadi standar menurut orang luar adalah saya belum dewasa karena belum menikah, belum mempunyai keturunan... haiyaaah....
Yang di luar sibuk menganalisa ketidak dewasaan saya, sementara saya sedang sibuk mencari-cari standar baru kedewasaan :D

Ribet. Emang.

Beberapa tahun terakhir, saya menganggap, bahwa mampu untuk pasrah dan bersyukur adalah bentuk baru dari kedewasaan, menerima hidup, selalu bersyukur sehingga selalu bahagia dan tidak akan pernah menyesali hidup. Hidup tanpa penyesalan adalah standar baru untuk menjadi dewasa.

Tapi yang seperti telah diduga, hal ini berubah lagi beberapa saat kemudian. Hidup tanpa penyesalan? Ooooh....ini seperti membohongi diri sendiri. Seperti membujuk anak kecil. Hmmm....

Dunia masih berputar, dan saya juga tetap berputar-putar dalam pikiran saya :))

Saya mungkin tidak akan pernah dewasa sesuai dengan standar yang selalu saya ciptakan sendiri, tapi biarlah... itulah hidup.

Kamu, apa standar dewasa menurutmu?


Picture from here

No comments: