Wednesday, June 01, 2011

Rumput yang Hijau


Kalau lihat rumput yang hijau, apakah yang anda ingin lakukan: 
  1. Ngagoler  
  2. Main bola
  3. Merumput 
  4. Anda ingin rumput lain yg lebih hijau
Jika jawaban anda no. 1, maka anda termasuk orang yang suka ngagoler. Jika no. 2, maka anda termasuk orang yang suka main bola. Dan jika no. 3, anda mungkin tergolong sapi, atau kambiang atau… semacamnya. Sementara jika anda memilih no. 4, maka anda termasuk golongan yang suka kehijauan yang hijau.
:))

Ini kuis apaan sih? Lha ya embuh, wong ngawur :P
Apalagi pilihan no. 4, bener-bener gak masuk akal… hahaha… orang seluruh dunia juga tahu, rumput tetangga selalu lebih hijau. Selalu ada rumput yang lebih hijau dan kita selalu menginginkan yang lebih.
Betul itu. 

Contohnya, soal domisili. Tinggal di Indonesia, dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun, saya sering menggerutu, “panas gilak!” berharap suatu ketika bisa tinggal di negara dengan 4 musim yang lebih asik nampaknya. Pas kejadian beneran ngerasain musim dingin, meski salju gak turun dengan lebat, hoalaaaah… saya langsung bersyukur, saya cuma mampir di negara itu, bukannya tinggal. Lha gimana saya nggak jadi merindukan matahari, wong pembuluh darah saya yg kecil pecah-pecah karena dingin, trus saya mimisan, trusnyaaa… tiap 10 meter saya harus nenggak alcohol biar badan anget kalo jalan. Duh, ternyata gak ada matahari itu bikin frustasi. Ketika sampai di tanah air, ketemu matahari yang terik, dengan girangnya saya bilang, “matahari! Puji Tuhan!” :)) saya memang drama!

Tapi apakah itu menghentikan saya mengingini rumput lain yang lebih hijau? Tentu tidaaaak… karena saya sapi yang suka kehijauan.
Selalu saja ada hal yang diinginkan, dan itu wajar sekali. Toh memang semua hal itu punya kekurangan dan kelebihan. Saya masih pengen jalan-jalan di negara empat musim, merasakan pake baju keren-keren macem di majalah… lha ya, pan keren-keren yak lo pas musim dingin itu… trus difoto, kan bajuuuuussss… Belum lagi, saya selalu ingin segala sesuatu di Indonesia, tertata rapih juga, macam negara-negara yang pernah saya kunjungi. Jelas, salah satu hal yang saya iri-kan adalah transportasi umum. Lha tapi, ya hanya ingin. Saya tetap menerima dengan baik modelan angkutan umum di Indonesia yang acak kadut ini :P lha kalo susah-susah, kan bisa pake taksi gitu…  Saya pun tak bisa ngomel ketika menggunakan transportasi umum, apalagi sampai memaki-maki, bukan karena saya bijak…tapi karena setelah dipikir-pikir, ngomel dan memaki-maki itu capek…hahaha belum lagi, nanti kalau saya ditanya (misalnya), “trus usulan kamu mengatasi problem ini apa” Lhooooo ya embuh, wong problema hidupkyuuu saja masih belum jelas kok solusinya…
Mangkanya, saya cuma bisa kepengen.

Lagian, kalau ditantang beneran, berani pindah ke negara yang diinginkan? Nah… saya mesti bilang apa? Wong saya nggak berani :D tapi ya gengsi mau bilang gak berani *mbulet*hahaha… masalahnya gini lo, seorang penggerutu, mau pindah ke negara mana pun yang sempurna sekalipun, ya tetap akan selalu menggerutu.Makanya, mau di mana saja saya, ya tetap sama aja, saya pasti akan kepengen hal yang lain.

Ah, rupanya, saya agak bijak juga… :P betul adanya, bahwa kebijaksanaan itu datang seiring bertambahnya usia *jadi, gue tua? :))*

No comments: