Monday, April 02, 2007

For Matrimonial Purpose - Kavita Daswani

Judul versi bahasa Indonesia dari buku ini adalah: Cinta kan Datang. Novel ini salah satu dari serial Chicklit yang aku suka. Bercerita tentang seorang cewek India yang berjuang menukan cinta untuknya, memang agak 'nggak banget' tapi percakapan yang lucu dan jalan cerita yang menyentuh membuat aku sempat termehe-mehe ketika membacanya. Ini tentang Anju yang hidup di masyarakat yang menganggap seorang gadis tugasnya hanyalah untuk dinikahi, tidak peduli dia akan bahagia dengan hal itu atau tidak.

Berikut salah satu bagian percakapan yang aku suka dari buku ini:
Ayahku menyela. "Apa? Apakah menurutmu dia terlalu pendek?"
"Tidak!" jawabku tegas. "Kau tahu, harus ada getaran yang terjadi di antara dua orang. Semacam hubungan. Kita merasakannya, ada atau tidak ada"
"Aarey, aku tak mengerti apa yang kau katakan," sahut ibuku.
"Mummy, aku hanya ingin bahagia"
"Beti," jawabnya. "Aku tidak ingin kau bahagia. Aku ingin kau menikah"

Anju menyebut dirinya adalah anomali bagi masyarakat dan juga dunia astrologi, karena saking susahnya dia menemukan jodoh, maka dengan kepasrahan seorang anak gadis India, ia mengikuti ibunya berkeliling negeri untuk bertemu orang-orang suci dan guru untuk meminta berkah, supaya jodohnya segera ditemukan. Tapi usaha-usaha itu tidak membuahkan hasil hingga Anju 'melarikan diri' ke New York. Ia menjadi skandal di lingkungannya karena pergi ke 'Umrica' dan tinggal sendiri disana. Hal ini sangat menyiksa Anju, ia hanya ingin bahagia dan menemukan tempatnya di dunia ini.

Singkatnya, cerita tentang Anju berakhir bahagia, ia akhirnya bertemu pangeran impiannya, memang klise, tapi inilah justru yang aku sukai dari cerita fiksi, angan-angan tentang akhir bahagia. Dalam dunia nyata, kebahagian itu seperti di awan-awan, maka di dunia imajinasi, bahagia akan menjadi sesuatu yang mudah untuk didapatkan. Pada usianya yang ke 36, Anju, si gadis pemberontak yang romantis akhirnya menikah dengan Rohan, pangerannya yang tampan, baik hati dan yang terpenting mereka saling mencintai.

Cerita klise ini mengingatkanku pada banyak hal dalam hidupku.
Mencari cinta! Tentu saja itu hal pertama yang membuatku terbahak. Saat menertawakan Anju yang jatuh bangun dalam usahanya mencari cinta, aku seperti menertawakan diriku sendiri. Tentu saja, aku juga bermimpi, suatu hari aku akan menemukan tempatku di dunia ini dan bertemu dengan belahan jiwaku. Entah, kapan pastinya itu, yang jelas suatu saat nanti.
Hal lain yang membuatku termangu adalah setting India-nya. Selama ini, aku bekerja perusahaan India dengan puluhan ekspatriat India yang nyebelin, sok ngebos, sok penting dan nggak banget; nggak banget ini berarti nggak keren, nggak gaya, bau dan norak. Duh... maaf... aku sepertinya berlebihan. Tapi banyak sekali hal yang membuat aku menjadi apriori dengan para ekspat ini. Namun, buku ini mengingatkanku, bahwa orang-orang ini, terlepas dari karakter individunya yang nyebelin, adalah individu yang menjadi bagian dari suatu budaya. Halah! Mereka manusia yang juga (mungkin) menghadapi tekanan dari masyarakatnya sama seperti aku juga. Sama-sama orang Asia, yang hubungannya dengan keluarga menghabiskan 30 jam dalam sehari. Okay, aku memang tidak berniat untuk bersimpati atau berempati (aku belum sebaik itu) pada ekspat-ekspat itu, hanya saja aku mulai menurunkan kadar apriori dan kesebalanku. Thanks ti Kavita Daswani, yang mengingatkanku, tanpa dia sadari, untuk berkomitmen kembali dengan keinginanku menjadi manusia yang 'open minded'. Aku selama ini, selalu mengatakan bahwa aku manusia universal dan subyektif dalam melihat segala sesuatunya, tapi dalam beberapa waktu terakhir ini, aku tenggelam dalam kesebalanku sama orang-orang busuk itu. Hah! Yah untungnya, belum terlambat untuk memperbaiki sikapku dan memenangkan kembali karakterku. Biarkan saja, ekspat-ekspat itu menganggap kami-kami ini yang orang Indonesia, adalah level budak, kasta buruh tapi yang jelas kualitasku sebagai manusia akan jauh lebih baik daripada mereka. Halah!
Jadi?
Teteup... chayo dalam perjuangan mencari cinta! Waduh...

No comments: