Monday, September 26, 2011

generasi yang tidak peduli?

Saya harus merevisi kepercayaan saya pada anggapan: saat ini kita hidup di jaman yang serba tidak peduli. Semua orang sibuk dengan dirinya sendiri, karena saya sendiri pun  begitu, saya sibuk dengan diri saya sendiri, sering telat paham akan kondisi sekitar.

Tapi ketika saya mengalami patah kaki, yang mana hal ini membuat saya mesti pakai kruk dan jadi lambat; saya mulai menyadari bahwa ternyata masih banyak orang yang peduli sama orang lain.
Selama hampir seminggu, saya selalu bertemu orang yang baik hati yang nahanin pintu lift sampai saya masuk. Hal kecil, tapi jelas mereka berusaha mempermudah saya. Bahkan, anak-anak kecil juga nahanin pintu masuk ke lobby ketika saya lewat. Belum lagi pak & bu satpam yang selalu sigap ngambilin saya kursi ketika saya nunggu taksi di lobby, trus supir taksi yang dengan sabar, menunggu saya masuk / keluar. Atau orang yang saya tidak kenal membantu saya membawakan belanjaan saya ketika mereka melihat saya tertatih-tatih dengan kruk membawa gembolan.

Banyak sekali hal-hal sepele yang bikin saya menye-menye. Biasanya, saya juga melakukan itu, menahan pintu lift untuk orang yg tua dan tertatih-tatih, ibu-ibu dengan anaknya, atau yang sedang pakai kruk / kursi roda seperti saya, dan saya anggap biasa. Tapi ketika ada yang melakukannya untuk saya, ternyataa... sangat besar artinya.

Saya benar-benar harus merevisi anggapan saya. Masih banyak yang peduli pada hal sepele, yang kemudian itu akan berdampak besar.

Itu hal kecil. Belum lagi perhatian, support dari kawan-kawan saya. Sangat-sangat-sangat membuat saya bersyukur, membuat saya rela menjalani sakit sementara ini karena saya toh tidak menjalaninya sendiri. Ada kawan-kawan saya yang selalu siap mendukung saya.

Terimakasih orang-orang asing yang telah mempermudah saya, memberi simpati dengan sekedar membukakan pintu, menahan pintu lift, membawakan belanjaan... hal sepele yang telah kalian lakukan, suatu ketika akan menolong kalian juga.

Terimakasih kawan-kawan, yang tak bosan-bosannya jadi kawan saya *halah, opo tho iki* yang dengan sigap mendukung saya, menghibur saya... yang direpoti dengan pertanyaan saya di bbm, yang mengantar-jemput saya untuk melapor di kantor polisi, yang mengirimi saya makanan yang tinggal diangetin biar saya gak kekurangan gizi :)) yang mengirimkan bacaan pelipur lara, yang menyiapkan printilan saya untuk ke kantor, yang menjemput saya kalau mau wara-wiri.... kalian yang kebaikannya tak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih.

Sungguh, jika saya lebih cepat sembuh dari jadwal yang ditetapkan dokter, itu karena saya terpacu oleh kebaikan kalian semua.

Ah, jadi menye-menye.... :)

No comments: