Tuesday, April 19, 2011

Di Balik Pintu yang Tertutup

Suatu kali, Vega bertanya pada Ken, apakah itu pernikahan. Ken tidak pernah menjawab pertanyaan dengan lugas, ia malah bertanya lagi ke Vega, "apakah itu pernikahan?"
Vega, gadis itu selalu reaktif, kemudian menjawab, "pernikahan adalah dua orang manusia yang takut hidup sendiri. Mereka menyatukan ketakutan mereka supaya mendapat keberanian mengarungi hidup bersama. Ini seperti resep menangkal racun di film silat, racun tambah racun jadi obat. Takut tambah takut jadi berani"


Ketika menulis bagian Vega dan Ken yang sedang bercakap-cakap mengenai pernikahan, sebenarnya saya sedang teringat pada petilan di buku Nh.Dini, Namaku Hiroko (novel) & Jepun Negerinya Hiroko (cerita kenangan). Di situ, Nh. Dini mengutip temannya yang menganggap, pernikahan adalah sebuah pintu ruangan di mana orang yang di luar ingin masuk ke dalam namun yang di dalam ingin keluar.
Errrr.... kedengarannya seperti terlalu sinis dengan pernikahan  :P Tapi, saya juga setuju dengan kalimat tersebut.

Betapa, banyak orang di luar ruangan pernikahan sangat tertarik untuk masuk ke dalamnya. Penasaran dengan apa yang terjadi di dalam ruangan, di balik pintu yang tertutup. Yang di luar, penasaran ingin masuk / melihat ke dalam karena belum pernah mengalami, sementara yang di dalam merindukan kehidupan lajang yang pernah mereka lalui di luar sana. Jelas, tidak semuanya seperti itu. Banyaklah yang ingin tetap tinggal di dalam tanpa sedikit pun merindukan kehidupan luar sana. Siapa yang bisa 100% benar mendefinisikan manusia? 

Pun ketika yang berada di dalam membuka pintu ruangan supaya yang di luar bisa melihat kehidupan pernikahan, eh kok malah geleuh yah... hahahaha padahal pengen ngintip, tapi pas beneran dikasih lihat ya eneg. Lha ya ngapain coba buka-buka printilan kehidupan pernikahan kepada orang luar ya bok?!

Sekedar cerita, mungkin akan dinikmati sebagai dongeng yang menghibur, tapiii...terlalu banyak detail?! euuuww... tinta, terimakasih... itu hanya membuat kenyinyiran kami yang ada di luar makin menjadi-jadi :)))

Ah, tapi  balik lagi... ukuran detail itu berbeda bagi tiap orang. Buat saya, membuka pintu selebar 30 senti saja sudah termasuk detail, tapi ada yang berpikir, buka aja...setengah meter juga gak pa-pa toh yang penting tetep ada yang ketutup *halah, opo tho iki*

Ya seterah masing-masing. Ukuran masing-masing. Uripe dhewe-dhewe, yo diurusi dhewe-dhewe. Yang diluar, silahkan tetap nyinyir, toh capek nyinyir pun mulut sendiri yang nanggung :))


gambar diambil dari sini

No comments: