Tuesday, October 19, 2010

Bahasa; Makin Susah, Makin Pinter?

Dari jaman kapan tau itu, saya ini sebenernya pengeeeeen banget, bisa menulis dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar lagi sederhana sehingga mudah dimengerti.
Target memang boleh dipasang setinggi langit yee *lebay* tapi hasilnya, yaa... tetap saja begini, saya tetap menulis dengan menggunakan bahasa yang acak-kadut :))


PR paling susah sih sebenarnya menulis dengan sederhana, kata-kata yang mudah, dekat dengan penggunaan sehari-hari namun tetap baik lagi benar. Angkat tangan di atas kepala lalu putar-putar deh *apaaan sih?* kalau punya target seperti itu.


Kecenderungan saya kan lebay... sok memilih kata-kata yang sukar, seolah-olah canggih, padahal tidak sesuai konteks. Target: intelek, hasil: malah koyok telek... hahahahaha


Dan konon katanya, seseorang yang pintar itu adalah yang juga pintar beranalogi. Menjelaskan sesuatu dengan mengumpamakannya dalam bentuk yang lebih sederhana. Celakanya, analogi yang salah kaprah malah bisa bikin diketawain orang yang mendengarnya. 

Pelajaran gak penting soal berhenti menggunakan analogi ini saya dapatkan ketika tanpa sengaja, mendengarkan seorang teman (yang kebetulan banget, penting buat diakuin sama orang dia ini intelek) di kantor yang lama, membahas masalah komplain dengan orang produksi.
Produksi: "Jadi, masalahnya apa?"
Teman: "Masalahnya gini pak, misal bapak beli hoka-hoka bento paket C, yang isinya anu-anu-anu, kemudian pas datang kurang satu, trus diantar ke meja, ternyata salah. Nah, bapak pasti komplen kan? Sama, si customer ini juga begitu pak, makanya dia komplen"
EH???!!
Hahahahahaha...
Kenapa gak langsung dijelaskan, bahwa orderannya salah, warnanya meleset dari apa yang konsumen mau. Rasanya itu lebih masuk akal...


Yaaak... balik lagi masalah sebenarnya, bahasa yang sulit *masalah loooo kaleee*. Saya akhir-akhir ini merasa goblok banget *ya derita lo* karena menemukan banyak pemakaian kata-kata yang sulit. Belum lagi, kalau kata-kata itu dirangkai dalam kalimat yang mengandung Bahasa Inggris. Mati deh gue. Kamsudnya apaa itu bacaan?! Bahasa Indonesia-nya saja saya nggak ngerti maksudnya, opo maneh ketambahan Bahasa Inggris. Ke laut aja deh lo.


Jika pada saat yang lampau, saya bergirang hati karena Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang (menurut saya) paling sederhana untuk dipelajari. Maka, sekarang saya berubah pikiran. Rasanya, Bahasa Indonesia ini bahasa yang rumit, sehingga sulit digunakan begitu saja dan diperlukan tambahan Bahasa Asing untuk menyampaikan maksud kita dengan sebenar-benarnya *halah!*


Lha yo untungnya, Bahasa Jawa tidak termasuk Bahasa Asing yee... jadi kalau ada kalimat dalam Bahasa Indonesia bercampur dengan Bahasa Jawa, ya paling nggak, saya paham gitu...
(eh, Bahasa Jawa termasuk Bahasa Asing juga kaleeee buat Keanu...)


Ah yo embuh, untumu dipangan rayap!

No comments: