Thursday, December 23, 2010

Kunang-Kunang

Setelah sekian lama tak mampir, Pengembara Mimpi mengunjungiku, “kemana saja, kamu?” protesku, “aku menunggu janjimu untuk bercerita soal pohon-pohon”
Pengembara Mimpi tersenyum meminta maaf, “aku harus merawat kunang-kunang, maafkan aku…”
“Kunang-kunang?”
Kamu belum pernah mendengar cerita soal kunang-kunang, katanya lagi. Kali ini dengan senyum mengejek. 
Kutahan diriku untuk tak menjawabnya, aku sudah belajar untuk menutup mulutku.
Kunang-kunang, hidup di pohon cinta. Sepanjang malam berkelip-kelip memberi cahaya juga warna yang dipantulkan oleh daun-daun pohon cinta.
Cantik, indah. Sayangnya, kunang-kunang hanya hidup sepanjang malam itu saja. Bercinta, bereproduksi lalu mati, dalam satu malam.

Kunang-kunang, memberi cahaya, warna juga ilusi semalam yang cantik. Dan pohon cinta membutuhkannya.
Kalian membutuhkannya.
Sayangnya, kalian, kamu juga dia, terlalu asyik dengan hidup yang kalian sebut modern. Tanpa pohon, tanpa mimpi juga tanpa kunang-kunang.
Lama kelamaan, kunang-kunang lelah, dan jumlah kunang-kunang baru makin lama makin sedikit.
Aku, harus membujuk mereka untuk bersinar lebih terang. Aku berikan mimpi yang terindah pada kunang-kunang, supaya mereka berkilau dengan semarak di pohon cinta. Pohon cinta untuk kalian… Pengembara Mimpi menahan kata di ujung kalimatnya. Ia memandangku dengan kasihan, lalu dengan menghela napas ia melanjutkan kalimatnya, “pohon cinta, untuk kalian hidup”
Aku masih tak mengerti maksudnya.
“Ceritakan lebih banyak lagi, ” pintaku.
(Pohon-Pohon)

No comments: