Friday, January 07, 2011

Dua

Vega menghela nafas, berharap masalahnya ikut selesai dan menguap begitu saja dalam satu helaan nafas.
"Apa masalah kamu sih Ga?" Ken tak pernah mengerti, kenapa Vega menganggap, pulang adalah suatu masalah besar. "Sudah hampir limabelas tahun kamu tidak pernah pulang, sekali ini saja... Kasihan ibu"
Ibu.
Memang hanya itu alasan Vega pulang. Ibu yang tiba-tiba menelepon, "pulang nduk, bapak sakit keras, Ibu mohon...pulang ya cah ayu"

Tidak pernah Ibu meminta dengan begitu pilu. Ketika menutup telepon, Vega sudah memutuskan, ia akan pulang kali ini. Tidak ada keraguan, karena Ibu sedang membutuhkannya, dukungannya.
Namun, tekad yang kuat itu hanya bertahan sehari, keesokan harinya, ia uring-uringan dan berencana membatalkan tiketnya. Ken yang selama ini selalu memahami semuanya, tiba-tiba berbalik menjadi orang yang paling tidak mengerti.
"Ya ampun Ga, ini cuma sekedar pulang. Balik ke rumah. Repot bener sih?"
"Kamu tahulah, kenapa aku tak mau pulang"
"Tapi Bapak sedang sakit Ga, kasihan Ibu"
"Lalu, kalau aku pulang dia bisa sembuh? Lebih baik aku tak pulang kalau begitu"
Ken mendelik. Dia jelek kalau lagi marah. Yah, semua orang jelek kalau lagi marah.
"Ga, ayolah...aku temani kamu pulang"
"Jangan, nggak...aku nggak mau kamu temani" tapi sedetik kemudian, Vega ragu, "eh, kamu benar-benar mau menemani aku pulang?"


Dan sekarang, di pesawat, bolak-balik Vega menghela nafas berat, berusaha melepaskan kegelisahan. Memang bukan masalah besar soal pulang ini, meskipun sudah limabelas tahun ia tak pernah pulang. Namun pulang…. Bertemu Bapak? Terlebih sekarang ia pulang karena Bapak yang meminta, Ibu yang memohon.


Selama limabelas tahun Vega berhasil mengelak untuk pulang, ia selalu bisa membujuk Ibu dan mbak Lintang untuk mengunjunginya, sehingga ia tak usah bertemu Bapak. Bapak yang dibencinya.


Ken mengusap lengannya, “jangan terlalu gelisah, pulang tidak seburuk itu” lalu laki-laki itu menciumnya.
“Semoga”
“Ah, Cinta… jangan begitu, ini liburan mudik kita yang pertama… ayolah…” lalu Ken menciumnya.


Dunia berhenti dan Vega tidak punya masalah. Setelah empat tahun menikah, Vega masih selalu saja merasakan jantungnya berhenti setiap kali Ken menciumnya.

No comments: