Sunday, January 09, 2011

Empat

Masih lima jam lagi kami akan segera mendarat di Singapura, kemudian transit selama dua jam baru setelah itu terbang menuju Surabaya kurang lebih dua jam, setelah sampai Surabaya, melanjutkan perjalanan dengan mobil selama tiga jam. Yah, kurang lebih duabelas atau tigabelas jam lagi aku akan sampai ke rumah. Bertemu Ibu, mbak Lintang... dan Bapak.
Aku melirik Ken yang tidur tertekuk di kursinya. Dia masih saja tampan meskipun berada dalam posisi tertekuk dan kucel seperti itu. Kami telah delapan jam lepas landas dari Paris. Meninggalkan sejenak kota yang telah menerima kami selama lima tahun terakhir ini. Belum-belum, aku sudah merindukan teras kami yang cuma sepetak, sofa biru dan dapur yang cuma dua jengkal. Aku sudah merindukan apartemen kotak karton kami.

Tapi tak apalah, hanya satu bulan. Hanya satu bulan kami meninggalkan rumah, untuk mengunjungi rumahku yang lama, rumah Ibu; kemudian mampir ke Jakarta dan Bandung. Pasti waktu akan berjalan cepat, pasti nggak kerasa.
Tapi aku akan di rumah Ibu selama hampir dua minggu, dan ada Bapak di sana. Bapak yang sudah tidak kutemui selama limabelas tahun, dan kini sedang sakit keras.

Ah, urusan pulang ini jadi berbelit-belit. Ken pernah suatu ketika membentakku karena hal ini, karena keraguanku untuk pulang.

Pulang jadi seperti masalah.

Sebenarnya memang bukan masalah besar, hanya saja, aku sudah terlalu lama tidak pulang. Aku lupa bagaimana rasanya berada di rumah Ibu. Kebencian yang kusimpan untuk Bapak sebenarnya sudah lama lenyap, kalau saja itu mau kuakui. Aku sudah terlalu tua untuk tetap menyimpan kebencian kepada Bapak, tapi aku sudah terlalu lama menyimpannya sehingga aku tidak tahu lagi rasa lain untuk mengasosiasikan Bapak, selain dengan rasa benci.

No comments: