Wednesday, January 19, 2011

Aku Paling Benar

Suatu pagi beberapa minggu yang lalu, saya dengan cerobohnya melamun di jalan dan tanpa sengaja, menyebabkan insiden kecil antara saya, yang mengendarai motor dan mobil yang dikemudikan oleh seorang Bapak. Tidak ada yang terluka, tidak ada yang lecet, kendaraan kami mulus semua, kami cuma terhenti dan saya membuat jalanan jadi terkunci, si mobil jadi nggak bisa lewat.
Menyadari kesalahan, saya berniat berhenti dan meminta maaf ke Bapak itu, yang sudah membuka pintu mobilnya dan menghambur keluar sambil berteriak, "BANGSAT KAMU MOTOR!!! BANGSAT!! SIALAN!!! BANGSAT! ANJING SIALAN!"
Sedetik saya terpana, lalu tanpa berpikir panjang saya langsung melanjutkan perjalanan saya dan saya urungkan niat saya untuk meminta maaf.
Saya tinggalkan Bapak itu dengan kemurkaannya yang lebay. Bukan karena saya lari dari tanggung jawab, tapi untuk apa saya meladeni orang yang sudah berprasangka? Ego saya yang mengambil keputusan, saya tidak mau dimaki-maki seperti itu, toh sebenernya dia juga gak kenapa-kenapa. Kesalahan saya, lebih buruk dampaknya untuk saya, sebab saya melamun di jalan yang saya anggap sepi. Namun, sebenarnya kalau ditelaah, saya bisa diingatkan dengan klakson, kenapa Bapak itu gak nglakson saya, tapi malah jalan terus ya?

Tapi, ya begitulah di jalanan saat ini. Emosi dengan mudah diluapkan, memaki orang dengan mudah, menganggap orang lain bodoh sebodoh bodohnya. Jalan dihalangi sedikit, langsung semua umpatan kebon binatang keluar.

Jalanan benar-benar membuat batas sabar yang sudah tipis makin tipis aja. Orang yang (setahu saya sih) biasa-biasa aja, berubah jadi agresif lagi suka mengumpat. Dan jelas, yang paling sering diumpat adalah pengemudi kendaraan umum dan pengendara motor. Mulai umpatan cuma, sialan, ngawur, bego, goblog, sampai kutukan macam nyumpahin ditabrak segala macam kendaraan dan sampai masuk neraka pun dipakai :))

Padahal ya...sebagai pengendara motor, saya juga sering lo menemukan pengemudi mobil pribadi yang kalau nyetir ngawur.
Ya, saya sering sebel jugalah...apalagi saya kan emang dari sononya gak sabaran...juga menganut prinsip, gak mau disalahin... :))

Yah, di jalanan, semua orang boleh merasa paling benar, tapi yakin benar? Yakin nggak nyetir sambil nelpon gak pakai headset atau speakerphone / sms / bbm-an / twitteran? Yakin 100% perhatian difokuskan ke jalanan?

Aaah...sutralah, asing-masing jaga diri baik-baik ajalah di jalanan ya...

Yang naik motor, ya jangan ngelamun... Yaaaa?! :))

*njrit, gw diserempet* :)))

No comments: